Rabu, 08 Oktober 2014

5 Kejadian Alam semesta yang akan terjadi Bulan Oktober ini

 Sejumlah fenomena langit menarik bakal bisa disaksikan sepanjang bulan Oktober 2014 ini. Beberapa di antaranya adalah fenomena yang sangat jarang terjadi dalam sejarah.

Menurut informasi dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, situs Sky and Telescope dan wawancara dengan astronom amatir Ma'rufin Sudibyo, berikut fenomena-fenomena langit yang pantas ditunggu pada bulan ini.

Gerhana Bulan Total

Fenomena gerhana Bulan total akan terjadi pada tanggal 8 Oktober 2014. Seluruh wilayah Indoensia bisa menyaksikannya. 

Gerhana Bulan total akan berlangsung sejak pukul 15.14 - 20.25 WIB. Namun, periode totalitas hanya berlangsung selama satu jam, mulai 17.24 - 18.24 WIB.

Wilayah terbaik untuk menyaksikan seluruh tahapan gerhana Bulan total adalah Indoensia Timur. Wilayah Indonesia Barat hanya bisa menyaksikan saat totalitas gerhana.

Uranus Tampak dengan Mata Telanjang

Uranus bakal mencapai jarak terdekat dengan Bumi dan sepenuhnya disinari Matahari. Planet itu akan tampak dengan mata telanjang pada 7-8 Oktober 2014.

Uranus yang tampak dengan mata telanjang ini akan jadi pemandangan yang mengagumkan ketika gerhana Bulan total berlangsung pada 8 Oktober 2014.

Astronom amatir Ma'rudin Sudibyo mengatakan, Uranus yang tampak dengan mata telanjang adalah fenomena yang sangat langka.

Hujan Meteor Orionids dan Draconids

Hujan meteor Orionids akan memuncak pada 8-9 Oktober 2014. Sementara, hujan meteor Draconids bakal optimal pada 21-22 Oktober 2014. 

Hujan meteor Orionids takkan optimal sebab cahaya Bulan mengganggu pengamatan. Sebaliknya, hujan meteor Draconids menjanjikan. 

Hujan meteor Draconids paling baik disaksikan saat dini hari menjelang Subuh. Puluhan meteor akan tampak tiap jamnya.

Hujan meteor Draconids disebabkan oleh terbakarnya debu komet Halley di atmosfer Bumi. Sementara hujan meteor Orionids disebabkan oleh debu komet 21P Giacobini-Zinner.

Badai Meteor di Mars

Komet Siding Spring akan mencapai titik terdekat dengan Mars pada 20 oktober 2014 nanti. Jaraknya hanya 135.000 km dari inti planet itu.

Komet akan menyemburkan debu yang kemudian bakal terbakar di atmosfer Mars yang tipis. Sebuah badai meteor dahsyat akan terjadi.

Badai meteor itu sebenarnya tak bisa dilihat langsung dari Bumi. Namun, wahana antariksa di Mars mungkin bisa memotret fenomenanya sehingga manusia bisa melihat kedahsyatannya.

Bulan Mini

Jika sebelumnya ada supermoon, kini ada mini moon. Bulan akan mencapat jarak terjauh dengan Bumi pada 20 Oktober 2014.

Jarak bulan pada saat itu hanya 404.898. Bulan bakal tampak beberapa persen lebih kecil. Namun, tetap sulit untuk membedakan ukurannya. 

Kenapa Gerhana Bulan Hari Ini Dibilang Langka?


Gerhana Bulan total memang terjadi setiap tahun. Namun, ada yang membuat gerhana Bulan total pada Rabu (8/10/2014) senja nanti istimewa dan langka. Apa saja?

Bagian dari gerhana tetrad

Berhana Bulan total senja nanti adalah bagian kedua dari empat rangkaian gerhana tetrad. Gerhana Bulan tetrad adalah seri gerhana yang terdiri dari empat gerhana Bulan total berturut-turut. Gerhana pertama telah terjadi pada 15 April 2014 lalu, sedangkan gerhana selanjutnya akan terjadi pada 1 April dan 28 September 2015.

Gerhana tetrad adalah fenomena langka. Dari tahun 2001-3000, hanya akan ada 32 gerhana Bulan tetrad. Gerhana Bulan tetrad setelah kali ini akan terjadi 18 tahun lagi, yaitu pada tahun 2032 dan 2033.

Ada fenomena selenelion

Gerhana Bulan kali ini juga langka bagi warga Indonesia barat karena totalitasnya terjadi bertepatan dengan saat Matahari tenggelam. Peristiwa ini langka dan mungkin baru pertama kali teramati dari Indonesia.

Saat terbit, Bulan sudah akan menunjukkan warna merah darah di ufuk timur. Sementara itu, Matahari baru akan tenggelam 3 menit setelah Bulan terbit sehingga cahaya senja dan piringan Matahari yang kemerahan juga masih akan terlihat.

Dihiasi Uranus

Bagi warga Indonesia tengah dan timur, gerhana kali ini istimewa karena bakal dihiasi Uranus. Planet yang kini tengah mencapai posisi terdekat dengan Bumi itu bakal tampak cukup terang sehingga berpotensi dilihat dengan mata telanjang.

Warga Indonesia tengah dan timur berpeluang menyaksikan Uranus dengan mata telanjang saat totalitas gerhana pada waktu setempat. Uranus yang berpeluang tampak dengan mata telanjang juga fenomena yang langka.

Gerhana Bulan kali ini bisa disaksikan di selutuh Indonesia. Totalitas gerhana dimulai pukul 17.24-18.24 WIB. Pengamatan gerhana bisa dilakukan tanpa alat bantu, cukup memilih tempat lapang dan tak terhalang mendung.

Minggu, 19 Mei 2013

Terdekat dalam 2 Abad,Asteroid Besar Melintasi Bumi Akhir bulan Mei Ini

Sebuah asteroid berukuran besar akan melintasi Bumi akhir bulan ini, tepatnya pada 31 Mei 2013. Jarak yang terdekat, setidaknya dalam dua abad mendatang.

Asteroid 1998 QE2 memiliki panjang 1,7 mil atau sekira 2,7 kilometer. Namun, tak perlu khawatir, batu angkasa itu akan melintas dalam jarak relatif aman, sekitar 5,8 juta km dari planet manusia. Sekitar 15 kali jarak yang memisahkan Bumi dan Bulan.

Namun, jarak lintasan yang masuk kategori dekat itu tetap saja dramatis bagi para astronom. Para pengamat langit profesional berencana menggunakan dua teleskop radar besar --- Goldstone berukuran 70 meter milik NASA yang ada di California dan teleskop berukuran 305 meter di Observatorium Arecibo di Puerto Rico -- untuk mendapatkan tampilan terbaik 1998 QE2.

"Kapanpun asteroid melintas sedekat ini, itu memberikan peluang ilmiah untuk mempelajarinya secara detil, untuk mengetahui ukuran, bentuk, rotasi, fitur permukan, dan juga asal-usulnya," kata Lance Benner, peneliti utama untuk pengamatan radar Goldstone di Laboratorium Jet Propulsion NASA di Pasadena, California, seperti dimuat SPACE.com, Jumat 17 Mei 2013.

"Kami juga menggunakan pengukuran radar terbaru terkait jarak dan kecepatan sebuah asteroid, untuk meningkatkan kalkulasi kami soal orbitnya dan memperhitungkan pola gerakannya di masa depan," tambah Benner.

 
Terkait Ratu Elizabeth II?
Asteroid 1998 QE2 ditemukan pada Agustus 1998 oleh para astronom yang bekerja untuk program Lincoln Near Earth Asteroid Research (LINEAR) MIT di New Mexico.

Meski berkode "QE2" nama asteroid tersebut tidak ditujukan sebagai penghormatan pada Ratu Inggris, Elizabeth II, atau kapal Queen Elizabeth 2 yang pensiun 2008 lalu. Melainkan mengikuti skema alfanumerik penamaan asteroid.

Para astronom berencana mempelajari 1998 QE2 secara intensif dari 30 Mei hingga 9 Juni 2013, sebelum dia tercemplung ke kedalaman angkasa luar. Entah kapan kembali muncul. "Sangat menarik untuk melihat gambar rinci tentang asteroid itu untuk pertama kalinya," kata Benner.

Sementara, NASA memimpin upaya global untuk mengidentifikasi asteroid yang berpotensi berbahaya bagi Bumi. Planet kita telah berkali-kali dihantam batuan ruang angkasa, di sepanjang 4,5 miliar tahun sejarahnya. Dinosaurus yang musnah, hutan di Tunguska yang gosong. Bukan tak mungkin bahaya yang sama mengancam.

Baru-baru ini sebuah insiden mengingatkan pada kita semua: betapa rentannya Bumi dari gempuran batu angkasa.

Pada 15 Februari 2013, meteorit selebar 17 meter meledak tanpa peringatan di langit Rusia, hanya beberapa jam sebelum asteroid 2012 DA14 melintas dekat Bumi, dengan jarak hanya 27.000 km

Meteorit Hantam Bulan, Ledakan Dahsyat Terlihat Hingga Bumi



     Permukaan Bulan bertambah 'bopeng'! Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkap, meteorit menghantam permukaan Bulan pada Maret lalu. Menciptakan ledakan terbesar yang pernah disaksikan para ilmuwan.

Meteorit menabrak Bulan pada 17 Maret 2013, dengan kecepatan 90.000 kilometer per jam dan menciptakan kawah baru selebar 20 meter. Ledakan yang tercipta bahkan bisa disaksikan dengan mata telanjang manusia yang kebetulan sedang menyaksikan satelit bumi saat itu.

"Pada 17 Maret 2013, obyek yang besarnya mirip batu kecil menabrak permukaan Bulan, tepatnya di Mare Imbrium," kata Bill Cooke, ilmuwan dari Meteoroid Environment Office NASA dalam pernyataannya seperti dimuat SPACE.com. "Ledakannya mengeluarkan sinar, yang 10 kali lebih terang dibanding apapun yang pernah kami saksikan sebelumnya."

Para astronom NASA selama ini telah memonitor Bulan, terutama dalam kaitannya dengan dampak meteor, setidaknya selama 8 tahun terakhir. Dan mereka tak pernah menyaksikan yang sekuat ini.

Meski demikian, para ilmuwan tak menyaksikan dampak tabrakan meteorit itu secara langsung. Hingga Ron Suggs, analis di Pusat Penerbangan Angkasa Luar Marshall di Huntsville, Alabama, mengulas video insiden tersebut yang direkam salah satu teleskop 14 inchi yang digunakan untuk memantau Bulan. "Sangat mengejutkan saking terangnya," kata Suggs.

Para ilmuwan memperkirakan, batu yang menghantam Bulan berukuran lebar 0,3 sampai 0,4 meter. Beratnya mencapai 40 kilogram. Dan ledakan yang dihasilkan sekuat 5 ton bahan peledak TNT.

Mengapa batu kecil bisa membuat Bulan tambah bopeng? Itu karena satelit planet manusia itu tak seberuntung Bumi yang memiliki perisai berupa atmosfer yang kuat.

Program pengawasan NASA telah mendata lebih dari 300 meteor menghantam permukaannya sejak 2005.

Salah satu alasan NASA giat memantau Bulan terkait dengan niatan badan antariksa itu untuk mengirim asteroid kembali ke sana. Demi keselamatan mereka.

Bopeng Bulan Adalah Peringatan!

Penulis buku fiksi sains laris dunia, Greg Bear pernah mengingatkan bahaya batu angkasa untuk Bumi bisa dilihat dari Bulan. "Lihat ke tetangga terdekat kita, Bulan. Ia adalah bukti nyata bahwa Bumi terletak di lingkungan berbahaya," kata dia kepada CNN.

Apa yang tampak dari Bumi dalam bentuk manusia atau kelinci bulan, sejatinya bopeng yang disebabkan peristiwa berskala besar, termasuk gempuran meteorit dan tabrakan asteroid.

Tak hanya itu, pada tahun 1994, Komet Shoemaker-Levy 9 menabrak Yupiter. Hasilnya luar biasa. Tabrakan itu menimbulkan cahaya menakjubkan, yang bisa dilihat melalui teleskop dari Bumi. Dampaknya pun tak main-main, meninggalkan bekas luka bopeng yang gelap di permukaan planet terbesar di tata surya itu.




Sumber: Nasa

Rabu, 15 Mei 2013

Matahari Membludak 3 kali Badai Matahari dalam 24 Jam

 

NASA Badai Matahari kelas 2,8 yang dlontarkan Matahari pada Senin (13/5/2013) pukul 23.09 WIB.



Matahari seperti sedang 'mengamuk". Dalam 24 jam, terhitung sejak Senin (13/3/2013) hingga Selasa (14/5/2013), Matahari telah menghasilkan tiga badai Matahari.

Laporan NASA pada Selasa hari ini menyatakan bahwa badai Matahari tersebut adalah badai terbesar sejak awal 2013 hingga bulan Mei ini. Ketiga badai Matahari itu termasuk dalam kelas X, golongan badai Matahari paling kuat.

Badai Matahari pertama terjadi pada Senin kemarin sekitar pukul 9.17 WIB. Badai pertama termasuk kelas X 1,7. Sementara badai kedua terjadi pada hari yang sama sekitar pukul 23.09 WIB, termasuk kelas 2,8.

Badai Matahari kelas X 2 dua kali lebih besar dari X 1, sedangkan kelas X 3 tiga kali lebih besar dari kelas X 1.

Badai Matahari terkini terjadi Selasa pagi ini sekitar pukul 08.17 WIB. Jika sebelumnya hanya masuk kelas X 1 dan X 2, badai Matahari terkini itu masuk kelas X 3,2. Inilah badai Matahari terbesar tahun 2013.

Fenomena badai Matahari ini terdeteksi oleh satelit Solar Dynamics Observatory (SDO). Sumber badai Matahari sendiri adalah bintik Matahari AR 1748 yang terbentuk seminggu lalu. Bintik ini tak terdeteksi sebelumnya karena terbentuk di sisi Matahari yang tak menghadap Bumi.

NASA menyatakan bahwa badai Matahari tak mengarah ke Bumi sehingga tak akan menimbulkan dampak apa pun.

NASA juga menyatakan bahwa jika pun badai Matahari mengarah ke Bumi tak ada bencana yang akan terjadi. Gangguan yang muncul akibat badai Matahari adalah pada komunikasi. Pada tahun 1989, badai Matahari membuat listrik di wilayah Quebec, Kanada, mati.

Dampak paling serius akibat tiga badai Matahari ini adalah pada komunikasi satelit Spitzer dan wahana Deep Impact. Badai diperkirakan akan sampai di satelit tersebut pada 15 atau 16 Mei 2013 mendatang. NASA berencana untuk menonaktifkan satelit itu sementara.

Badai Matahari, seperti diketahui, berbeda dengan pengertian badai yang terjadi di Bumi. Badai Matahari adalah pancaran gelombang elektromagnetik terkait dengan fenomena Lontaran Massa Korona yang sanggup melemparkan partikel berenergi tinggi dari Matahari ke antariksa.


Sumber :

Senin, 13 Mei 2013

Dalam Tiga Dekade, Wajah Bumi Berubah Drastis


Share:
 


AP Jumeira Palm Island di Dubai 
 Google merilis animasi yang menunjukkan perubahan drastis wajah Bumi dalam tiga dekade. Animasi dibuat berdasarkan data satelit Landsat, bekerja sama dengan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Badan Geologi AS (USGS), dan TIME.

"Hari ini, kita membuka kemungkinan bagi Anda untuk kembali ke masa lalu dan mendapatkan perspektif sejarah bagaimana tentang perubahan Bumi dari masa ke masa," kata Rebecca Moore, manager rekayasa Google, seperti dikutip Daily Mail, Minggu (12/5/2013).

"Bekerja sama dengan USGS, NASA, dan TIME, kami merilis citra Bumi lebih dari seperempat abad yang diambil dari antariksa, untuk kali pertama dikompilasi dalam format time-lapse interaktif. Kami percaya ini ialah citra perubahan Bumi paling lengkap yang bisa dinikmati publik," tambahnya.

Citra pertama menyuguhkan perubahan yang terjadi di Dubai. Pada tahun 1984, wilayah pantai Dubai masih alami. Namun, seiring pengembangan wilayah, kini ada pulau artifisial bernama Pulau Palem di kawasan pantainya. Tampak, wilayah sekitar pantai juga mengalami perkembangan properti pesat.

Dubai

Citra lain menyuguhkan gambaran yang memprihatinkan tentang kondisi Gletser Columbia di Alaska. Es terus menyusut. Di citra lain lagi, disuguhkan perubahan pada gurun-gurun di Arab Saudi yang kini teririgasi oleh air dari lapisan akuifer.


Columbia

Saudi Arabia

Deforestasi menjadi gambaran lain yang disuguhkan. Animasi Google menunjukkan bahwa wilayah hutan Amazon semakin menyusut akibat pembangunan jalan, penebangan, dan konversi hutan menjadi lahan pertanian.

Brazil
Animasi Google juga menunjukkan mengeringnya Danau Urmia di Iran. Pemerintah Iran menunjuk perubahan iklim sebagai penyebabnya. Sementara itu, kritikus Pemerintah Iran mengungkapkan bahwa mengeringnya danau adalah akibat pembangunan dam.


Lake Urmia

Terakhir, animasi Google juga menunjukkan apa yang terjadi di kota-kota besar dunia. Google mengambil contoh Las Vegas. Animasi menyuguhkan gambaran ledakan populasi manusia dan dampaknya pada perubahan wajah kota.


Las Vegas

Animasi mulai digarap tahun 2009 saat Google bekerja sama dengan USGS. Google memilih citra terbaik dari 2.068.467 gambar hasil pencitraan Landsat yang kapasitas totalnya mencapai 909 terabit.

Pihak Google mengungkapkan, animasi yang dirilis tidak hanya mengagumkan. Diharapkan, animasi bisa membuat manusia berpikir tentang apa yang akan terjadi pada Bumi, bagaimana manusia hidup di masa depan, dan apa langkah yang harus dilakukan.


Sumber :

Pemanasan Global Mengancam Separuh Spesies Tumbuhan di Bumi



Lebih dari separuh spesies tumbuhan dan sepertiga spesies hewan akan menciut tempat hidupnya pada tahun 2080 sebagai akibat pemanasan global. Demikian dinyatakan dalam sebuah studi yang diumumkan pada Minggu (12/5/2013).

Peneliti dari University of East Anglia yang melakukan studi meneliti 48.786 spesies hewan dan tumbuhan serta memprediksi bagaimana rentang habitatnya terpengaruh emisi karbon. Menurut riset, 55 persen tumbuhan dan 35 persen hewan akan menciut tempat hidupnya akibat pemanasan global.

Golongan makhluk hidup yang paling terancam adalah amfibi, tumbuhan dan reptil. Sementara, wilayah yang akan mengalami penurunan keanekaragaman hayati paling besar adalah Sahara di Afrika, Amerika Tengah, wilayah sekitar Amazon dan Australia.

Rachel Warren, pimpinan penelitian, mengungkapkan bahwa prediksi tersebut sudah menyertakan kemampuan migrasi hewan untuk tetap bertahan hidup. Namun, studi belum menyertakan faktor bencana alam terkait perubahan iklim yang bisa turut memperparah keadaan.

Warren mengatakan, gejala lain terkait perubahan iklim, seperti badai, kekeringan, banjir, dan hama bisa memperbesar dampak. Keanekaragaman tumbuhan  yang berkurang juga bisa memengaruhi ketahanan hewan.

"Keragaman hewan sendiri akan mengalami penurunan lebih dari prediksi kita karena kekurangan makanan akibat berkurangnya keragaman tumbuhan," kata warren seperti dikutip AFP pada Minggu kemarin.

"Akan ada pula dampak tambahan bagi manusia karena spesies-spesies tersebut penting untuk pemurnian air dan udara, mengontrol banjir, siklus nutrisi dan dan eko turisme," tambah Warren menjelaskan hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change ini.

Dengan emisi saat ini, ilmuwan memprediksi bahwa suhu Bumi akan naik sebesar 4 derajat Celsius pada tahun 2100. Berdasarkan skenario tersebutlah, Warren mengembangkan prediksi yang dipublikasikan di studi ini.

Menurut ilmuwan, bila emisi karbon memuncak pada tahun 2016 dan menurun 3-4 persen per tahun sesudahnya, suhu Bumi pada tahun 2100 akan meningkat  derajat Celsius. Hal ini akan mengurangi dampak pemanasan global hingga 60 persen.

Jika puncak emisi tertunda hingga tahun 2021 dan dikurangi 6 persen per tahun sesudahnya untuk mencapai target 2 derajat Celsius peningkatan suhu, usaha pengurangan emisi yang dibutuhkan akan jauh lebih besar.

Bila emisi memuncak pada tahun 2030 dan dikurangi 5 persen per tahun untuk mengurangi pemanasan hingga hanya 2,8 derajat Celsius, dampak berkurangnya rentang habitat akibat pemanasan global bisa dikurangi hingga 4 persen.   

Peningkatan suhu Bumi sebenarnya diharapkan bisa dibatasi hingga hanya 2 derajat Celsius. Namun, negosiasi antarbangsa yang berlangsung lambat dan emisi yang terus meningkat membuat ilmuwan memprediksi bahwa peningkatan suhu Bumi bisa mencapai 3-4 derajat Celsius pada akhir abad ini.

                                                                                                                                                                                                                                                                
Sumber :
AFP